- Para ulama sepakat bahwa zakat tidak boleh diberikan kepada orang kafir yang memerangi, orang murtad, dan orang ateis.
- Jumhurul ulama khususnya empat imam madzhab bersepakat bahwa zakat tidak boleh diberikan kepada kafir dzimmiy sebagai fakir. Ia bisa menerima zakat menurut sebagian ulama dalam statusnya sebagai muallaf. Mereka bersepakat bahwa ahlu dzimmah boleh diberikan sedekah sunnah sebagaimana baitul mal memberikan kecukupan mereka dari selain zakat.
- Diperbolehkan memberikan zakat kepada orang fasik, selama tidak terang-terangan dan terus menerus menunjukkan kefasikannya agar zakat tidak menjadi fasilitas kefasikannya. Dan diperbolehkan memberikan zakat itu kepada keluarganya karena kefasikan seseorang tidak boleh menghilangkan hak orang lain.
- Diperbolehkan memberikan zakat kepada sesama muslim meskipun dari firqah yang berbeda dengan ahlussunnah, selama ia masih berstatus Islam, dan tidak melakukan perbuatan bid’ah yang membuatnya kafir.
Dan yang lebih dari semua itu adalah memberikan zakat kepada seorang muslim yang
taat beragama.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2008/09/19/1047/orang-yang-tidak-boleh-menerima-zakat/#ixzz4awGEjlcP
Apakah Orang Kafir Berhak Mendapatkan Zakat?
Dasarnya adalah Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kepada shahabat Muadz
bin Jabal:
” … فأخبِرهم أنّ الله قد فرض عليهم صدقةً، تُؤخذ من أغنيائهم، فتردّ على فقرائهم”.
“..Beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan Zakat kepada
mereka, yang itu diambil dari orang kaya mereka dan dibagikan kepada orang
miskinnya”
Maksudnya: diambil dari orang kaya muslimin dan diberikan kepada orang faqir
dari kaum muslimin.
قال ابن المنذر: أجمع كل من نحفظ عنه من أهل العلم، أنّ الذّمّي لا يعطى من زكاة
الأموال شيئاً، ولأن النّبيّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قال لمعاذ:
“أعلِمهم أنّ عليهم صدقة تُؤخَذ من أغنيائهم، وتُرَدّ في فقرائهم”.
Imam Ibnu Qudamah dalam al Mughni menegaskan:
“لا نعلم بين أهل العلم خلافاً في أنّ زكاة الأموال لا تُعطى لكافر ولا لمَمْلوك.”
“Kami tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat di kalangan ulama bahwa zakat
harta, tidak boleh diberikan kepada orang kafir dan hamba sahaya.” (Al Mughni
II/517).
Imam Ibnul Mundzir berkata:
أجمع كل من نحفظ عنه من أهل العلم، أنّ الذّمّي لا يعطى من زكاة الأموال شيئاً
“Para ahlul ilmu -yang kami ketahui- telah sepakat (ijma’) bahwasanya kafir
dzimmi tidak boleh diberi zakat maal sedikitpun.”
Disarikan dari al Mawsu’ah al Fiqhiyyah al Muyassaroh karya Syaikh Husain bin
‘Audah al-‘Awayisyah.
http://ustadzridwan.com/2012/08/apakah-orang-kafir-berhak-mendapatkan-zakat/
secara umumnya memang wang atau harta zakat itu, pengagihannya adalah untuk
orang Islam sahaja. Hal ini disandarkan kepada sebuah dalil seperti mana yang
telah dipesankan oleh Rasulullah SAW kepada Muadz bin Jabal r.a, agar mengambil
zakat daripada orang-orang kaya di Yaman dan menyerahkan kembali kepada
orang-orang di sana yang memerlukan. Harus difahami bahawa penduduk Yaman yang
asalnya ahli kitab telah pun memeluk Islam (rujuk Ibn Rusyd, Bidayatul Mujtahid,
Jilid 1, hal. 585).
Walau bagaimanapun, hal ini masih mendapat perbahasan yang panjang daripada
kalangan fuqaha Islam. Ini kerana, ketetapan larangan kepada orang-orang kafir
untuk mendapat zakat dilihat masih tidak ijmak atau dibuat secara konsensus yang
bulat sifatnya.
Ertinya, masih ada dalam kalangan fuqaha yang berpandangan, orang-orang bukan
Islam masih boleh menerima pemberian zakat dengan syarat-syarat yang tertentu.
Ditambah lagi jika dilihat kepada amalan yang pernah dibuat oleh Rasulullah SAW
sendiri, Nabi memang ada memberikan zakat kepada golongan bukan muslim, demi
melembut dan melunakkan hati mereka kepada Islam.
Maka, sudah pastilah ia menjadi asas bahawa larangan memberikan zakat kepada
bukan muslim bukanlah bersifat ijmak atau konsensus yang tidak boleh ditakwil
lagi.
Dalam hal ini, Safwan bin Umayyah yang masih belum Islam pernah disantuni oleh
Rasulullah SAW sehinggalah akhirnya terbuka hatinya untuk memeluk Islam. Beliau
berkata: Demi Allah, Rasulullah SAW telah memberi kepadaku, padahal baginda
adalah orang yang paling aku benci; akan tetapi beliau tidak pernah berhenti
memberi kepadaku, sehingga baginda menjadi orang yang paling aku sayangi.
(riwayat Imam Tarmidzi dan Imam Muslim).
Sebab itulah, al-allamah Prof. Dr. Yusuf al-Qaradhawi di dalam kitabnya Hukum
Zakat ada menyatakan, secara umumnya golongan yang diharamkan menerima zakat itu
ialah:
Orang kaya
Orang yang kuat yang mampu bekerja
Orang yang tidak mempunyai agama (atheis atau komunis) dan orang kafir yang
memerangi Islam, berdasarkan ijmak ulama, dan kafir zimmi (yang tunduk kepada
Islam) menurut jumhur (majoriti) ulama
Artikel Penuh: http://ww1.utusan.com.my/utusan/Bicara_Agama/20131206/ba_04/Orang-kafir-terima-zakat#ixzz4awI9xH38
© Utusan Melayu (M) Bhd
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan Mesej