10 Sifat Hati Orang-orang Kafir Di Dalam Al-Quran
Alllah berfirman dalam surat Albaqoroh ayat yang ke 7
Allah Telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka , dan penglihatan mereka ditutup. dan bagi (QS. Al-Baqoroh:7)
Allah memberikan sifat hati orang kafir dengan sepuluh sifat :
Allah Telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka , dan penglihatan mereka ditutup. dan bagi (QS. Al-Baqoroh:7)
Allah memberikan sifat hati orang kafir dengan sepuluh sifat :
1. Inshirof (dipalingkan), sebagaimana firman Allah:
Dan apabila diturunkan satu surat, sebagian mereka memandang kepada yang lain (sambil berkata): "Adakah seorang dari (orang-orang muslimin) yang melihat kamu?" sesudah itumerekapun pergi. Allah Telah memalingkan hati mereka disebabkan mereka adalah kaum yang tidak mengerti.
Ayat di atas berkenaa dengan orang-orang munafik, ketika dibacakan ayat-ayat Allah yang mengungkap kebusukan hati mereka, mereka kaget dan heran, tapi anahnya mereka justru berpaling dan pergi. Padahal seharusnya mereka beriman kepada ayat-ayat Allah yang menujukan kebenaran apa yang dibawa Rosulullah tersebut, oleh karenanya Allah memalingkan hati mereka dari kebenaran.
Dari ayat di atas, sebagian ulama melarang seseorang mengucapkan “Inshorifu” (pergilah) kepada saudaranya, ketika menyuruhnya pergi tetapi disunahkan baginya mengucapkakn “Ingqolibuu” (kembalilah), ini bersdasarkan firman Allah:
Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Dan apabila diturunkan satu surat, sebagian mereka memandang kepada yang lain (sambil berkata): "Adakah seorang dari (orang-orang muslimin) yang melihat kamu?" sesudah itumerekapun pergi. Allah Telah memalingkan hati mereka disebabkan mereka adalah kaum yang tidak mengerti.
Ayat di atas berkenaa dengan orang-orang munafik, ketika dibacakan ayat-ayat Allah yang mengungkap kebusukan hati mereka, mereka kaget dan heran, tapi anahnya mereka justru berpaling dan pergi. Padahal seharusnya mereka beriman kepada ayat-ayat Allah yang menujukan kebenaran apa yang dibawa Rosulullah tersebut, oleh karenanya Allah memalingkan hati mereka dari kebenaran.
Dari ayat di atas, sebagian ulama melarang seseorang mengucapkan “Inshorifu” (pergilah) kepada saudaranya, ketika menyuruhnya pergi tetapi disunahkan baginya mengucapkakn “Ingqolibuu” (kembalilah), ini bersdasarkan firman Allah:
Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. dan Allah mempunyai karunia yang besar.
2. Dhoyiq dan Haroj (sesak lagi sempit), sebagaimana firman Allah:
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
Pada suatu ketika Abdullah bin Mas’ud bertanya kepada Rosulullah tentang tanda hati yang lapang, lalu Rosululllah bersabda:
“berhati-hati terhadap dunia yang menipu in, mendekatkan diri kepada hari yang keka,serta mempersiapkan diri sebelum datangnya kematian”
Sedangkan hati oran g kafir terasa sempit dan sesak ketika menerima ajaran-ajaran Islam, oleh karena mereka juga merasakan sempit sesak di dalam menghadapi kehidupan di dunia ini. Sebagaimana firman Allah:
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
Al-Haraj artinya tempat yang dikelilingi pohon-pohon yang membelit dan melingkar. Hati orang kafir sangat sempit, sehingga hidayah dan petunjuk tidak bisa masuk kedalamnya, sebagaimana para penggembala yang tidak bisa memasuki tempat yang di penuhi dengan pepohonan yang membelit dan melingkar.
Sesaknya hati orang kafir juga Allah misalkan dengan seseorang yang sedang mendaki langit atau tempat yang tinggi. Semakin tinggi ia mendaki, maka akn semakin sesak karena oksigen mulai berkurang, ayat ini termasuk salah satu mukjizat Al-Quran yang menerangkan perubahan oksigen di udara, yang insya Allah akan diterangkan lebih luas ketika sampai pada tafsir QS. Al-An’am
Ada satu hadits yang maknnya serupa dengan ayat di atas, yaitu Rosulullah bersabda:
“Barang sipa yang dikehendaki Allah kebaikan maka Allah akan memahamkan dia dalam uurusan agama” (HR. Muslim)
Hadits di atas menjelaskan kepada kita bahwa salah satu tanda kebaikan yang ada dalam diri seseorang adalah Allah melapangkakn dadanya, memberikannya semangat serta memudahkannya dalam mencari ilmu dan memudahkanya dalam memahaminya. Makna ilmu dalalm hadits di atas adalah ilmu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. Sebaliknya orang yang tidak dikehedaki kebaikan olah Allah maka akan disempitkan dadanya dan dipalingkan dari menuntut ilmu.
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
Pada suatu ketika Abdullah bin Mas’ud bertanya kepada Rosulullah tentang tanda hati yang lapang, lalu Rosululllah bersabda:
“berhati-hati terhadap dunia yang menipu in, mendekatkan diri kepada hari yang keka,serta mempersiapkan diri sebelum datangnya kematian”
Sedangkan hati oran g kafir terasa sempit dan sesak ketika menerima ajaran-ajaran Islam, oleh karena mereka juga merasakan sempit sesak di dalam menghadapi kehidupan di dunia ini. Sebagaimana firman Allah:
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
Al-Haraj artinya tempat yang dikelilingi pohon-pohon yang membelit dan melingkar. Hati orang kafir sangat sempit, sehingga hidayah dan petunjuk tidak bisa masuk kedalamnya, sebagaimana para penggembala yang tidak bisa memasuki tempat yang di penuhi dengan pepohonan yang membelit dan melingkar.
Sesaknya hati orang kafir juga Allah misalkan dengan seseorang yang sedang mendaki langit atau tempat yang tinggi. Semakin tinggi ia mendaki, maka akn semakin sesak karena oksigen mulai berkurang, ayat ini termasuk salah satu mukjizat Al-Quran yang menerangkan perubahan oksigen di udara, yang insya Allah akan diterangkan lebih luas ketika sampai pada tafsir QS. Al-An’am
Ada satu hadits yang maknnya serupa dengan ayat di atas, yaitu Rosulullah bersabda:
“Barang sipa yang dikehendaki Allah kebaikan maka Allah akan memahamkan dia dalam uurusan agama” (HR. Muslim)
Hadits di atas menjelaskan kepada kita bahwa salah satu tanda kebaikan yang ada dalam diri seseorang adalah Allah melapangkakn dadanya, memberikannya semangat serta memudahkannya dalam mencari ilmu dan memudahkanya dalam memahaminya. Makna ilmu dalalm hadits di atas adalah ilmu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. Sebaliknya orang yang tidak dikehedaki kebaikan olah Allah maka akan disempitkan dadanya dan dipalingkan dari menuntut ilmu.
3.Mayit “ Mati “ sebagaimana firman Allah :
Dan apakah orang yang sudah mati Kemudian dia kami hidupkan dan kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang Telah mereka kerjakan.(QS. Al-An’am: 122)
Maksud orang yang mati dalam ayat itu adalah orang yang hatinya mati. Hati yang mati adalah hati yang tidak bisa memahami ayat-ayat Allah karena bodoh dan tidak punya ilmu. Maka Allah menghidupkannya dengan memberikan ilmu dan keimanan kepadanya, dan keduanya merupakan yang terang dengannya dia bisa berjalan ditengah-tengah manusia.
Ayat diatas menunjukan keutamaan ilmu, karena dengan ilmu manusia bisa hidup, tanpanya manusia ibarat seorang yang mati. Sebagaimana yang dikatakan oleh seorangpenyair:
وفي الجهل قبل الموت موت لأهل ميت فأجسامهم قبل القبور قبور
وإن امرأ لم يحي بالعلم ميت فليس له حتى النشور نشور
Seseorang yang berada didalam kebodohan, sebelum datangnya kematian sudah dianggap mati.
Badan mereka bagaikan kuburan sebelum dimasukan ke liang kubur,
Sesungguhnya seseorang yang hidup tanpa ilmu, telah mati.
Dia tidak mempunyai kebangkitan sedikitpun, sampai datangnya hari kebangkitan”
Menurut ayat di atas, orang yang tidak mempunyai ilmu, dia akan tenggelam dalam kegelapan, baik yang berbentuk kekafiran, maupun yang berbentuuk bid’ah, dan dia tidak akan bisa keluar darinya selama-lamanya. Di dalam kekafiran dan kebid’ahan tersebut mereka akan menganggap baik apa yang mereka kerjakan. Sebagaimana yang telah disinyalir oleh Allah:
Katakanlah: "Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
Yaitu orang-orang yang Telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (QS. Al-Kahfi:103-104)
Dengan ilmu manusia akakn hidup dan akan mampu menghidupkan serta memakmurkan dunia ini, tanpanya manusia tak akan mampu berbuat apa-apa, kecuali ia akan terombang ambing dalam kegelapan dan kebodohan.
Lihatlah bangsa-bansa besar dan maju, mereka mampu membangunnya dengan ilmu dan pendidikan. Tiada suatu bangsa yang memperhaatikan pendidikan dan ilmu melainkan bangsa tersebut akan maju dan kuat, sebaliknya bangsa yang meremehkan pendidikan dan ilmu pasti akan lemah dan hancur.
Dan apakah orang yang sudah mati Kemudian dia kami hidupkan dan kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang Telah mereka kerjakan.(QS. Al-An’am: 122)
Maksud orang yang mati dalam ayat itu adalah orang yang hatinya mati. Hati yang mati adalah hati yang tidak bisa memahami ayat-ayat Allah karena bodoh dan tidak punya ilmu. Maka Allah menghidupkannya dengan memberikan ilmu dan keimanan kepadanya, dan keduanya merupakan yang terang dengannya dia bisa berjalan ditengah-tengah manusia.
Ayat diatas menunjukan keutamaan ilmu, karena dengan ilmu manusia bisa hidup, tanpanya manusia ibarat seorang yang mati. Sebagaimana yang dikatakan oleh seorangpenyair:
وفي الجهل قبل الموت موت لأهل ميت فأجسامهم قبل القبور قبور
وإن امرأ لم يحي بالعلم ميت فليس له حتى النشور نشور
Seseorang yang berada didalam kebodohan, sebelum datangnya kematian sudah dianggap mati.
Badan mereka bagaikan kuburan sebelum dimasukan ke liang kubur,
Sesungguhnya seseorang yang hidup tanpa ilmu, telah mati.
Dia tidak mempunyai kebangkitan sedikitpun, sampai datangnya hari kebangkitan”
Menurut ayat di atas, orang yang tidak mempunyai ilmu, dia akan tenggelam dalam kegelapan, baik yang berbentuk kekafiran, maupun yang berbentuuk bid’ah, dan dia tidak akan bisa keluar darinya selama-lamanya. Di dalam kekafiran dan kebid’ahan tersebut mereka akan menganggap baik apa yang mereka kerjakan. Sebagaimana yang telah disinyalir oleh Allah:
Katakanlah: "Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
Yaitu orang-orang yang Telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (QS. Al-Kahfi:103-104)
Dengan ilmu manusia akakn hidup dan akan mampu menghidupkan serta memakmurkan dunia ini, tanpanya manusia tak akan mampu berbuat apa-apa, kecuali ia akan terombang ambing dalam kegelapan dan kebodohan.
Lihatlah bangsa-bansa besar dan maju, mereka mampu membangunnya dengan ilmu dan pendidikan. Tiada suatu bangsa yang memperhaatikan pendidikan dan ilmu melainkan bangsa tersebut akan maju dan kuat, sebaliknya bangsa yang meremehkan pendidikan dan ilmu pasti akan lemah dan hancur.
4. Thob’u (terkunci mati) sebagaimana firman Allah:
Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan)[377], disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan Karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati kami tertutup." Bahkan, Sebenarnya Allah Telah mengunci mati hati mereka Karena kekafirannya, Karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka.(QS. An-Nisa:155)
Ayat diatas turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi
Yang melakukan kejahatan di dunia ini, seperti melanggar perjanjian, mengingkari ayat-ayat Allah, dan membunuh para nabi. Dengan perbuatan mereka itu, akhirnya Allah mengunci mati hati mereka.
Dari sini kita dapat mengetahuibahwa Allah tidaklah menzalimi mereka akan tetapi mereka menzalimi diri mereka sendiri dengan kejahatan-kejahatan tersebut.
Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan)[377], disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan Karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: "Hati kami tertutup." Bahkan, Sebenarnya Allah Telah mengunci mati hati mereka Karena kekafirannya, Karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka.(QS. An-Nisa:155)
Ayat diatas turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi
Yang melakukan kejahatan di dunia ini, seperti melanggar perjanjian, mengingkari ayat-ayat Allah, dan membunuh para nabi. Dengan perbuatan mereka itu, akhirnya Allah mengunci mati hati mereka.
Dari sini kita dapat mengetahuibahwa Allah tidaklah menzalimi mereka akan tetapi mereka menzalimi diri mereka sendiri dengan kejahatan-kejahatan tersebut.
5. Ingkar, sebagaimana firman Allah:
Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong.(QS. An-Nahl:22)
Dalam surat An-Nahl di atas dijelaskan bagaimana Allah telah memberikan berbagai kemudahan dan kenikmatan yang begitu luas kepada manusuia ini, agar kenikmatan tersebut disyukuri dan digunakan untuk beribadah kepada Allah saja. Akan tetapi hati orang-orang kafir mengingkari kenikmatan tersebutdan tidak mau beribadah kepada Allah. Masalah ini mmempunyai kaitan yang sangat erat dengan kufur nikmat, sebagaimana yang telah diterangkan di atas, sehingga dikatakan bahwa orang yang mengingkari kebaikan yang diberikan kepadanya dikategorikan kufur nikmat. Kalau dalam ayat ini disebut munkirot, yaitu mengaingkari kenikmatan yang membawanya kepada ingkar kepada Allah.
Bisa juga diartikan mengingkari keesaan Allah dan tidak mau menerima kebenaran dan nasihat. Sebaliknya hati mereka menerima kekafiran dan kemaksiatan.
Artinya bahwa ciri-ciri hati orang kafir itu senang dengan kemaksiatan dan kesesatan, cenderung kepada orang yang jahat, gembira dengan kerusakan. Sebaliknya hati mereka benci dengan kebaikan dan keimanan, menjauhi orang-orang yang baik, serta benci jika kebaikan dan kemaslahatan terwujud.
Berapa banyak dari umat Islam sekarang yang hatinya seperti hati orang-orang kafir tersebut, mereka mengangkat pemimpin-pemimpin jahat, menjadikan para pengkhianat sebagai teman dekat, gembira jika umat Islam terkena musibah, senang jika orang-orang kafir menang. Senang dengan tersebarnya kejahatan dan kemaksiatan di kalangan orang-orang beriman.
Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak Mengetahui.(QS. An-Nur:19)
Ayat di atas menunjukan bahwa “Al-Hubb” (memrasa senang) dengan tersebarnya kerusakan atau musibah yang menimpa kaum muslimin, merupakan sifat hati yang mendapat ancaman adzab yang pedih dari Allah. Amalan hati inilah yang akakkn dimintai pertanggung jawaban oleh Allah, walaupun belum diaplikasikan di dalam anggota badan.
Oleh karenanya, Allah tidak akan mengzab orang yang berbuat kejahatan dengan anggota badan tetapi hatinya mengingkarinya, seperti orang yang dipaksa, atau berbuata tanpa kesadarannya, atau karena ketidak sengajaan. Ini semua menunjukan pentingnya gerakkan dan amalan hati.
Contoh lain dari hati yang Ingkar adalah apa yang tersebut di dalam firman Allah:
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? mereka percaya kepada jibt dan thaghut , dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman".(QS.An-Nisa:51)
Hati yang ingkar selalu cenderung kepada orang-orang kafir dan mengutamakan mereka atas orang-orang beriman. Mereka menganggap bahwa orang orang kafir jauh lebih baik agama dan ibadahnya daripada orang yang beriman.
Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong.(QS. An-Nahl:22)
Dalam surat An-Nahl di atas dijelaskan bagaimana Allah telah memberikan berbagai kemudahan dan kenikmatan yang begitu luas kepada manusuia ini, agar kenikmatan tersebut disyukuri dan digunakan untuk beribadah kepada Allah saja. Akan tetapi hati orang-orang kafir mengingkari kenikmatan tersebutdan tidak mau beribadah kepada Allah. Masalah ini mmempunyai kaitan yang sangat erat dengan kufur nikmat, sebagaimana yang telah diterangkan di atas, sehingga dikatakan bahwa orang yang mengingkari kebaikan yang diberikan kepadanya dikategorikan kufur nikmat. Kalau dalam ayat ini disebut munkirot, yaitu mengaingkari kenikmatan yang membawanya kepada ingkar kepada Allah.
Bisa juga diartikan mengingkari keesaan Allah dan tidak mau menerima kebenaran dan nasihat. Sebaliknya hati mereka menerima kekafiran dan kemaksiatan.
Artinya bahwa ciri-ciri hati orang kafir itu senang dengan kemaksiatan dan kesesatan, cenderung kepada orang yang jahat, gembira dengan kerusakan. Sebaliknya hati mereka benci dengan kebaikan dan keimanan, menjauhi orang-orang yang baik, serta benci jika kebaikan dan kemaslahatan terwujud.
Berapa banyak dari umat Islam sekarang yang hatinya seperti hati orang-orang kafir tersebut, mereka mengangkat pemimpin-pemimpin jahat, menjadikan para pengkhianat sebagai teman dekat, gembira jika umat Islam terkena musibah, senang jika orang-orang kafir menang. Senang dengan tersebarnya kejahatan dan kemaksiatan di kalangan orang-orang beriman.
Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak Mengetahui.(QS. An-Nur:19)
Ayat di atas menunjukan bahwa “Al-Hubb” (memrasa senang) dengan tersebarnya kerusakan atau musibah yang menimpa kaum muslimin, merupakan sifat hati yang mendapat ancaman adzab yang pedih dari Allah. Amalan hati inilah yang akakkn dimintai pertanggung jawaban oleh Allah, walaupun belum diaplikasikan di dalam anggota badan.
Oleh karenanya, Allah tidak akan mengzab orang yang berbuat kejahatan dengan anggota badan tetapi hatinya mengingkarinya, seperti orang yang dipaksa, atau berbuata tanpa kesadarannya, atau karena ketidak sengajaan. Ini semua menunjukan pentingnya gerakkan dan amalan hati.
Contoh lain dari hati yang Ingkar adalah apa yang tersebut di dalam firman Allah:
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? mereka percaya kepada jibt dan thaghut , dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman".(QS.An-Nisa:51)
Hati yang ingkar selalu cenderung kepada orang-orang kafir dan mengutamakan mereka atas orang-orang beriman. Mereka menganggap bahwa orang orang kafir jauh lebih baik agama dan ibadahnya daripada orang yang beriman.
6. Hamiyyah (Fanatik).
Sebagaimana firaman Allah:
Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan Jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(QS.Al-Fath:26)
Orang-orang kafir, ketika mereka diajak untuk mengikuti kebenaran timbul dalam hatinya sifat hamiyah jahiliyah, yaitu fanatikan jahiliyah dan kefanatikan kepada berhala mereka, sehingga mereka menolak kebenaran tersebut.
Sebagian umat Islam, kadang terjangkit penyakit hamiyah ini, mereka fanatik dengan otak dan nalar yang mereka miliki, sehingga menutupi mereka dari mengikuti kebenaran. Fanatik dengan otak dan nalar termasuk dalam kategori hamiyah jahiliyah.
Termasuk di dalam kategori penyakit hamiyah jahiliyah adalah fanatik golongan, fanatik suku dan fanatik kenegaraan atau disebut paham nasionalisme. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang fanatik kebangsaan ini, bisa ditelaah buku “Nasionalisme Dan Kerugian Yang Diderita Umat Islam” sebaliknya orang-orang beriman ketika dihadapkan pada masalah yang pelik dan rumit serat sensitif, mereka tetap tenang dan berfikir jernih. Menggunakan nalar dan akar sehat serta tetap konsisten dengan ajaran-ajaran Islam, tidak emosional dan tidak mudah terprovokasi pihak-pihak lain. Karena Allah lah yang menurunkan ketenangan ke dalam hati mereka dan mengajarkan kepada mereka kalimat tauhid.
Sejarah telah mencatat sikap arif dan bijak yang diambil kaum muslimin ketika dihadapkan pada masalah yang pelik. Ketika kaum muslimin di Mina pada musim haji, sebagian kaum Anshor yang sudah berbai’at kepada Rasulullah dan sudah masuk Islam, ingin segera berperang, akan tetapi Rasulullah melarang mereka berbuat gegabah, karena umat Islam masih lemah, belum saatnya untuk mengadakan konfrontasi senjata dengan musuh. Begitu juga, pada peristiwa Hudaibiyah, kaum muslimin merasa terdzolimi karena dilarang masuk Mekah ditambah dengan isi perjanjian yang tidak adil dan sangat memojokkan mereka saat itu, sebagian sahabat ingin segera menyerukan jihad melawan kaum musyrikin Mekah namun Allah menurunkan sakinah ke dalam hati mereka, sehingga mereka mau mendengar dan taat serta kembali bersama Rasulullah keMadinah.
Umat Islam hari ini hendaknya menjadikan ayat di atas sebagai barometer dalam bergerak. Hendaklah tetap tenang dan berfikir jernih, tidak terprovokasi oleh pihak-pihak luar yang ingin menghancurkan Islam. Konsisten dengan ajaran islam adalah satu-satunya jalan keluar dari berbagai masalah, tidak main kasar dan gegabah tetapi tetap memegang teguh kalimat tauhid serta tetap terus beramal sesuai dengan ajaran-ajaran Islam
Sebagaimana firaman Allah:
Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan Jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(QS.Al-Fath:26)
Orang-orang kafir, ketika mereka diajak untuk mengikuti kebenaran timbul dalam hatinya sifat hamiyah jahiliyah, yaitu fanatikan jahiliyah dan kefanatikan kepada berhala mereka, sehingga mereka menolak kebenaran tersebut.
Sebagian umat Islam, kadang terjangkit penyakit hamiyah ini, mereka fanatik dengan otak dan nalar yang mereka miliki, sehingga menutupi mereka dari mengikuti kebenaran. Fanatik dengan otak dan nalar termasuk dalam kategori hamiyah jahiliyah.
Termasuk di dalam kategori penyakit hamiyah jahiliyah adalah fanatik golongan, fanatik suku dan fanatik kenegaraan atau disebut paham nasionalisme. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang fanatik kebangsaan ini, bisa ditelaah buku “Nasionalisme Dan Kerugian Yang Diderita Umat Islam” sebaliknya orang-orang beriman ketika dihadapkan pada masalah yang pelik dan rumit serat sensitif, mereka tetap tenang dan berfikir jernih. Menggunakan nalar dan akar sehat serta tetap konsisten dengan ajaran-ajaran Islam, tidak emosional dan tidak mudah terprovokasi pihak-pihak lain. Karena Allah lah yang menurunkan ketenangan ke dalam hati mereka dan mengajarkan kepada mereka kalimat tauhid.
Sejarah telah mencatat sikap arif dan bijak yang diambil kaum muslimin ketika dihadapkan pada masalah yang pelik. Ketika kaum muslimin di Mina pada musim haji, sebagian kaum Anshor yang sudah berbai’at kepada Rasulullah dan sudah masuk Islam, ingin segera berperang, akan tetapi Rasulullah melarang mereka berbuat gegabah, karena umat Islam masih lemah, belum saatnya untuk mengadakan konfrontasi senjata dengan musuh. Begitu juga, pada peristiwa Hudaibiyah, kaum muslimin merasa terdzolimi karena dilarang masuk Mekah ditambah dengan isi perjanjian yang tidak adil dan sangat memojokkan mereka saat itu, sebagian sahabat ingin segera menyerukan jihad melawan kaum musyrikin Mekah namun Allah menurunkan sakinah ke dalam hati mereka, sehingga mereka mau mendengar dan taat serta kembali bersama Rasulullah keMadinah.
Umat Islam hari ini hendaknya menjadikan ayat di atas sebagai barometer dalam bergerak. Hendaklah tetap tenang dan berfikir jernih, tidak terprovokasi oleh pihak-pihak luar yang ingin menghancurkan Islam. Konsisten dengan ajaran islam adalah satu-satunya jalan keluar dari berbagai masalah, tidak main kasar dan gegabah tetapi tetap memegang teguh kalimat tauhid serta tetap terus beramal sesuai dengan ajaran-ajaran Islam
7. Qosiyah (membatu) sebabgaimana firman Allah:
Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka Kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang Telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata.(QS. Az-Zumar:22)
Orang-orang kafir jika dibacakan ayat-ayat Allah, hati mereka membatu dan keras, tidak bisa lunak dan khusyu’ serata tidak bisa memahaminya. Sedang hati orang-orang beriman jika dibacakan ayat-ayat Allah hati mereka akan menjadi lunak dan luluh, kadang mereka menangis karena tersentuh dengan ayat-ayat Allah. Disebabkan mereka paham dengan ayat-ayat Allah. Sehingga mereka tunduk.
Ayat diatas memberikan pesan kepada orang-orang beriman agar selalu memperbaharui keamanan mereka, untuk selalu membiasakan diri mereka dengan hal-hal yang bisa menyentuh hati dari kelengahan. Diantaranya dengan banyak menggingat kematian, mengingat adzab kubur dan hari kebangkitan, mengingat panasnya api neraka.
Hati yang keras ini bisa luluh dan lunak, supaya bergetar ketika mendengar nama Allah disebut.mata yang kering ini supaya bisa menangis kertika mendengar ayat-ayat Allah dibacakan, menangis kletika menengar nasihat-nasihat. Dalam hal ini para ulama khususnya para ahli Hadits telah menyusun hadits-hadits dan mengklasifikasikan hadits-hadits yang mengingatkan kepada remehnya kehidupan dunia ini serta pentingnya mengingat kematian dan akherat dengan judul ”Bab Raqiq” artinya bab yang bisa melunakan dan melembutkan hati serta menghindari dari Qoswatul Qolbu (membatunya hati).
Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka Kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang Telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata.(QS. Az-Zumar:22)
Orang-orang kafir jika dibacakan ayat-ayat Allah, hati mereka membatu dan keras, tidak bisa lunak dan khusyu’ serata tidak bisa memahaminya. Sedang hati orang-orang beriman jika dibacakan ayat-ayat Allah hati mereka akan menjadi lunak dan luluh, kadang mereka menangis karena tersentuh dengan ayat-ayat Allah. Disebabkan mereka paham dengan ayat-ayat Allah. Sehingga mereka tunduk.
Ayat diatas memberikan pesan kepada orang-orang beriman agar selalu memperbaharui keamanan mereka, untuk selalu membiasakan diri mereka dengan hal-hal yang bisa menyentuh hati dari kelengahan. Diantaranya dengan banyak menggingat kematian, mengingat adzab kubur dan hari kebangkitan, mengingat panasnya api neraka.
Hati yang keras ini bisa luluh dan lunak, supaya bergetar ketika mendengar nama Allah disebut.mata yang kering ini supaya bisa menangis kertika mendengar ayat-ayat Allah dibacakan, menangis kletika menengar nasihat-nasihat. Dalam hal ini para ulama khususnya para ahli Hadits telah menyusun hadits-hadits dan mengklasifikasikan hadits-hadits yang mengingatkan kepada remehnya kehidupan dunia ini serta pentingnya mengingat kematian dan akherat dengan judul ”Bab Raqiq” artinya bab yang bisa melunakan dan melembutkan hati serta menghindari dari Qoswatul Qolbu (membatunya hati).
8. Ar-Rain (tertupup)
Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.(QS. Al-Muthofifin:14)
Ayat di atas menjelaskkan bahwa hati yang tertutup atau ditutup Allah sehingga tidak bisa menerima kebenaran adalah akibat atau dampak dari perbuatan yang dikerjakan oleh manusia, dan sekali-kali Allah tidak akan menzalimi seseorang, akakn tetapi orang itu sendiri yang menzalimi dirinya sendiri, dengan mengerjakan hal-hal yang membawa mudharat bagi dirinya dan bagi umat manusia.
Ayat di atas juga menjelaskan bahwa perbuatan anggota tubuh akan mempengaruhi keadaan hati seseeorang, dalam suatu hadits disebutkan:
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rosulullah bersabda: “
“sesungguhnya seorang mukmin jika mengerjakan dosa, maka akan membekaskan titik hitam di hatinya, jika ia bertaubat dan berhenti dari berbuat dosa maka akan kekmbali bening dan bersih, sebaliknya jika ia terus mengerjakan dosa tersebut maka akan bertambah titik hitamnya hingga memenuhi seluruh hatinya, itulah Al-Raan yang dimaksud dalam firman Allah QS. Al-Muthofifin:14. (HR. Ibnu Majah no: 4244)
Sebagian ulama’ mengatakan bahwa Ar-Raan lebih ringan dari At-Thob’dan At-Thob’ lebih ringan dari Al-Aqfal.
Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.(QS. Al-Muthofifin:14)
Ayat di atas menjelaskkan bahwa hati yang tertutup atau ditutup Allah sehingga tidak bisa menerima kebenaran adalah akibat atau dampak dari perbuatan yang dikerjakan oleh manusia, dan sekali-kali Allah tidak akan menzalimi seseorang, akakn tetapi orang itu sendiri yang menzalimi dirinya sendiri, dengan mengerjakan hal-hal yang membawa mudharat bagi dirinya dan bagi umat manusia.
Ayat di atas juga menjelaskan bahwa perbuatan anggota tubuh akan mempengaruhi keadaan hati seseeorang, dalam suatu hadits disebutkan:
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rosulullah bersabda: “
“sesungguhnya seorang mukmin jika mengerjakan dosa, maka akan membekaskan titik hitam di hatinya, jika ia bertaubat dan berhenti dari berbuat dosa maka akan kekmbali bening dan bersih, sebaliknya jika ia terus mengerjakan dosa tersebut maka akan bertambah titik hitamnya hingga memenuhi seluruh hatinya, itulah Al-Raan yang dimaksud dalam firman Allah QS. Al-Muthofifin:14. (HR. Ibnu Majah no: 4244)
Sebagian ulama’ mengatakan bahwa Ar-Raan lebih ringan dari At-Thob’dan At-Thob’ lebih ringan dari Al-Aqfal.
9. Maridh (sakit), sebagaimana firman Allah
Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka ?(QS. Muhammad:29)
Hati yang sakit, sebagaimana anggota badan yang sakit, salah satu tandanya adalah perutnya yang malas menerima makkanan yang merupakan gizi dan kekuatan badanya, dia juga tidak semangat untuk beramal. Begitu juga hati yang sakit juga malas untuk menerima nasihat dan peringatan serta ilmu, yang semuanya merupakan gizi untuk ruh dan jiwa.
Sebagaimana badan membutuhkan gizi yang berupa makanan maka ruh dan jiwa juga membutuhkan gizi yang berupa ilmu, naihat dn peringatan. Kalau hati ini tidak pernah disuntik dengan gizi-gizi itu maka lambat laun hati ini akan lemas, sakit dan kemudian mati. Hati orang-orang kafir adalah hati yang sakit. Dan tidak ada obatayang dapat menyembuhkan kecuali ilmu dan Iman
Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka ?(QS. Muhammad:29)
Hati yang sakit, sebagaimana anggota badan yang sakit, salah satu tandanya adalah perutnya yang malas menerima makkanan yang merupakan gizi dan kekuatan badanya, dia juga tidak semangat untuk beramal. Begitu juga hati yang sakit juga malas untuk menerima nasihat dan peringatan serta ilmu, yang semuanya merupakan gizi untuk ruh dan jiwa.
Sebagaimana badan membutuhkan gizi yang berupa makanan maka ruh dan jiwa juga membutuhkan gizi yang berupa ilmu, naihat dn peringatan. Kalau hati ini tidak pernah disuntik dengan gizi-gizi itu maka lambat laun hati ini akan lemas, sakit dan kemudian mati. Hati orang-orang kafir adalah hati yang sakit. Dan tidak ada obatayang dapat menyembuhkan kecuali ilmu dan Iman
10. Khotm (terkunci mati). Sebagaimana firman Allah:
Allah Telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka , dan penglihatan mereka ditutup . dan bagi mereka siksaan yang besar. (QS.Al-Baqoroh:7)
Referensi
1. Al-Quran al Karim
2. Tafsir As-Sa’dy
3. Lihat Al-Mustadhrok ‘Ala Shohihaini lil Hakim juz. 18 hal. 233
4. Lihat Shohih Muslim Juz 1 hal. 39
Allah Telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka , dan penglihatan mereka ditutup . dan bagi mereka siksaan yang besar. (QS.Al-Baqoroh:7)
Referensi
1. Al-Quran al Karim
2. Tafsir As-Sa’dy
3. Lihat Al-Mustadhrok ‘Ala Shohihaini lil Hakim juz. 18 hal. 233
4. Lihat Shohih Muslim Juz 1 hal. 39
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan Mesej