Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,:
“Aku berwasiat kepada kalian agar bertakwa kepada Allah, dengar dan taatlah sekalipun kalian diperintah oleh seorang Habasyi(hamba), dan barangsiapa nanti dari kalian yang masih hidup nescaya akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajiblah kalian berpegang teguh kepada sunnnahku dan sunnah Khulafa al-Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah ia dengan gigi geraham. Hindarilah perkara yang diada-adakan, kerana setiap bid’ah adalah sesat.”(Sahih, HR. Abu Dawud)
*** Perpecahan sesama Umat Islam adalah Bid'ah yg sesat !
وَلاَ تَكُونُواْ كَالَّذِينَ تَفَرَّقُواْ وَاخْتَلَفُواْ مِن بَعْدِ مَا جَاءهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُوْلَـئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ ﴿١٠٥﴾
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” [Ali Imran: 105]
Dalam ayat yang lain, Allah menerangkan, bahwa perpecahan adalah penyakit yang boleh melemahkan kekuatan Islam dan muslimin:
وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿٤٦﴾
“Dan ta`atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kalian berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu, dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” [al-Anfâl: 46]
Putusnya tali persaudaraan, retaknya ukhuwwah imaniyyah, dan hancurnya kasih sayang antar sesama ahlussunnah, adalah satu di antara sekian target dan cita-cita syaitan yang terbesar:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاء…﴿٩١﴾
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalian …” [al-Mâ-idah: 46]
Cita-cita keji tersebut, kemudian dibisikan dan ditularkan kepada kawanan mereka, syaitan-syaitan manusia, dari kalangan; kâfirïn (orang-orang kafir), munafiqïn (orang-orang munafik), dan mulhidïn (orang-orang yang menyimpang dan sesat):
إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُواْ بِهَا.. ﴿١٢٠﴾
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya….” [Ali Imran: 120]
Dalam menfasirkan ayat tersebut, al-Imâm Ibnu Jarïr ath-Thabari menukil ucapan Qotâdah rahimahullâh yang mengatakan:
فإذا رأوا من أهل الإسلام أُلفةً وجماعةً وظهورًا على عدوهم، غاظهم ذلك وساءهم، وإذا رأوا من أهل الإسلام فُرقةً واختلافًا، أو أصيب طرف من أطراف المسلمين، سرَّهم ذلك
“Manakala mereka, kafirin dan munafiqin, melihat soliditas persatuan kaum mukminin dan keunggulan mereka, maka orang-orang kafir dan munafik itu pun marah, merasa sakit. Namun jika mereka melihat di tengah-tengah kaum muslimin terjadi perpecahan dan keretakan, atau sebagian mereka tertimpa kekalahan, maka mereka pun gembira bukan kepalang…” [Tafsir ath-Thabari: 7/155-156]
Demikianlah Ma’âsyirol muslimïn…, meletupnya api perpecahan di tengah-tengah kita, merupakan tujuan dan cita-cita yang amat diidam-idamkan oleh musuh-musuh Islam.
Maka setiap upaya untuk memecah barisan kaum muslimin, meruntuhkan benteng persatuan mereka, adalah termasuk upaya yang melicinkan jalan syaitan dan musuh-musuh Islam dalam menggapai targetnya. Dan ini sudah barang tentu, adalah keharaman yang besar.
Ma’âsyirol mukminïn rahimanillâhu wa iyyâkum jamï’an…
Di era kecanggihan dan kebebasan informasi seperti saat ini, media masa dan jejaring social di internet, telah menjelma menjadi senjata musuh-musuh Islam yang ampuh, untuk menjebak kau muslimin dalam kubangan fitnah perpecahan.
Terlebih lagi di saat-saat fitnah seperti sekarang ini, di saat suhu pergolakan politik tengah memanas di negeri ini, sebagian kaum muslimin begitu mudahnya menelan mentah-mentah, lantas menyebarkan setiap informasi yang mereka dapatkan dari media-media social di internet.
Melalui jejaring social, setiap orang, tidak terkecuali orang-orang jahil, dengan mengatasnamakan pembelaan terhadap Islam, begitu mudahnya, begitu bebasnya, mereka menyebarkan kabar-berita yang meresahkan kaum muslimin, mereka menebarkan pesimisme dan rasa takut, mereka menggambarkan masa depan Islam yang suram di negeri ini.
“Orang-orang kafir akan berkuasa…, Syi’ah akan membantai kita…, kaum liberalis akan menghancurkan kita…, partai anti Islam akan menjadikan negeri ini, bukan lagi negeri kaum muslimin…,” inilah segelintir gambaran kicauan mereka di dunia maya.
Akibatnya, merebaklah keresahan, terjadilah gejolak di tengah-tengah kaum muslimin, bahkan antar sesama ahlussunnah, pro-kontra mencuat, ghibah semakin marak, debat kusir semakin dahsyat, bantah-bantahan antar juhala, berakhir dengan kebencian satu sama lain. Belakang hari, kebencian tersebut akan ditularkan pada komunitas ahlussunnah di tempat masing-masing. Sampai di sini, api fitnah yang berkobar sudah terlambat untuk boleh dipadamkan. Nas-alullâhas salâmah wal ‘âfiyah, fid dun-ya wal âkhiroh.
Wahai ahlussunnah, Wallâhi…. Demi Allah, orang-orang kafir tidak akan pernah menguasai kita, selama kita konsisten di atas tauhid dan sunnah.
وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا
“Allâh sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang beriman.” [QS. An-Nisaa: 141]
Wahai ahlussunnah… yakinlah akan janji Allah:
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” [Ali Imran: 120]
Sejarah telah membuktikan, bahwa tidaklah kaum muslimin berada di bawah orang-orang kafir kecuali dikarenakan tauhid dan sunnah telah menjadi asing di tengah-tengah mereka. Karena pemimpin yang zhalim, tidaklah diangkat, melainkan sebagai hukuman dan teguran bagi rakyat yang zhalim. Allah menegaskan hal ini dalam firman-Nya:
وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Dan demikianlah, Kami jadikan sebagian orang zhalim berkuasa atas sebagian mereka (yang juga zhalim) disebabkan apa-apa yang mereka usahakan (berupa maksiat dan kezhaliman).”[QS. Al-An’âm: 129]
Dalam tafsirnya, Al-A’masy rahimahullâh mengomentari ayat tersebut:
إذا فسد الناس أمّر عليهم شرارهم
“Jika manusia telah rusak, maka akan dijadikan untuk mereka pemimpin yang paling jahat di antara mereka.”
Yaa Allâh, hati-hati kami berada dalam genggaman-Mu, satukanlah hati kami, segenap hati kami Ya Rabb, di atas shirotol mustaqim, jalan persatuan yang engkau ridhai
https://www.facebook.com/ayob.hussin/posts/10204877240671424
https://kristaliman.wordpress.com/2014/05/25/solusi-perpecahan-di-tengah-badai-fitnah-politik-yang-menimpa-ahlussunnah/
https://kristaliman.wordpress.com/2014/05/25/solusi-perpecahan-di-tengah-badai-fitnah-politik-yang-menimpa-ahlussunnah/
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan Mesej