Kesalahan sebagai Pemimpin yang harus Dihindari
Napoleon Hill sebagai salah satu penulis terkenal tentang Perilaku Manusia, menuliskan tentang 9 Penyebab Kesalahan menjadi Seorang Pemimpin. Perilaku Pemimpin akan membawa Keberhasilan Jangka Panjang atau Penerimaan Singkat dari para pengikut. Pada masa sekarang jika Anda menjadi seorang manajer puncak atau menengah, Anda dipastikan seorang Pemimpin. Makin agresifnya dinamika hidup membuat Anda tidak dapat lagi berperan hanya sebagai seorang manajer, Anda harus mengambil peran menjadi Pemimpin.
Sebagai Pemimpin ada hal 3 pokok yang perlu Anda pahami yaitu : Konsep, Teknis dan Hubungan Kemanusiaan. Dan paling utama Anda perlu menguasai Bagaimana melakukan Sinkronisasi dengan orang-orang sekitar (Pengikut). Beberapa hal berikut hendaknya Anda hindari dalam Kepemimpinan Anda, yakni:
1. Ketidakmampuan Mengatur Detail-detail Pekerjaan.
Untuk menjadi pemimpin yang efisien, kita membutuhkan kemampuan mengatur dan menguasai detail-detail pekerjaan. Tidak ada pemimpin sejati yang selalu “terlalu sibuk” untuk melakukan hal-hal yang diperlukan sebagi seorang pemimpin. Jika pemimpin atau pengikut terlalu sibuk untuk untuk mengubah rencana dan memberi perhatian pada hal-hal yang sifatnya darurat, maka ini adalah indikasi kurangnya efisiensi. Pemimpin yang sukses harus menguasai segala detail terkait dengan kedudukannya. Tentu saja, itu artinya kita harus memiliki kebebasan menyerahkan detail-detail pekerjaan kepada komandan yang cakap.
2. Keengganan akan Pelayanan Rendah Hati.
Ketika diperlukan, para pemimppin yang benar-benar hebat mau melakukan pekerjaan macam apapun yang biasa diperintahkannya kepada orang lain. “orang yang paling hebat diantara kalian adalah orang yang mau menjadi abdi semua orang” adalah sebuah kebenaran yang perlu diperhatikan dan dihormati semua pemimpin yang cakap. Sebagai Pemimpin, Anda adalah Pelayan para Pengikut.
3. Harapan akan Bayaran atas Pengetahuan bukan Tindakan.
Dunia tak membayar atas apa yang kita ketahui. Dunia membayar atas apa yang kita lakukan, atau atas dorongan kita kepada orang lain agar melakukan sesuatu. Pemimpin tidak berharap bayaran sejumlah uang untuk Keberhasilan Kepemimpinannya.
4. Takut akan Persaingan dari Pengikut.
Jika seorang pemimpin takut jikalau salah seorang pengikutnya akan mengambil alih kedudukan, maka cepat atau lambat ketakutan tersebut akan terwujud. Para pemimpin yang cakap biasanya melatih para pengganti yang mungkin akan meneruskannya, atas kemauannya sendiri. Hanya dengan cara ini para pemimpin bisa menggandakan diri mereka dan siap berada di banyak tempat, dan bisa perhatian kepada banyak hal sekaligus. Tidak bisa dipungkiri lagi, jika kita memiliki kemampuan membuat orang lain bekerja, kita akan mendapatkan bayaran lebih tinggi dari pada yang kita dapatkan jika melakukan pekerjaan sendiri. Dengan pengetahuan atas pekerjaan mereka serta daya tarik pribadinya, para pemimpin yang efisien benar-benar meningkatkan efisiensi orang lain dan mendorong mereka untuk memberikan bukti lebih banyak dan lebih baik dari pada yang bisa mereka lakukan tanpa ada dorongan sang pemimpin.
5. Kurangnya Imajinasi.
Tanpa imajinasi, para pemimpin tidak mampu menghadapi keadaan darurat dan menciptakan rencana-rencana yang bisa dipakai untuk memandu para pengikutnya secara efisien. Pemimpin harus dapat Berpikir Kreatif dan Inovatif serta Intuitif, terlebih dengan kondisi pergerakan Pasar yang sangat dinamis.
6. Egoisme.
Para pemimpin yang mengaku berjasa paling besar dalam pekerjaan pengikutnya pasti akan dibenci. Para pemimpin yang benar-benar hebat tidak mengaku paling berjasa. Mereka puas melihat para pengikutnya mendapatkan penghargaan, karena mereka tahu bahwa kebanyakan orang akan bekerja lebih keras setelah mendapatkan pujian dan penghargaan dari pada mereka mendapatkan uang. Anda tidak perlu mengklaim keberhasilan Tim adalah Keberhasilan Anda sebagai Pemimpin. Semua tahu bahwa Andalah Pemimpin Kelompok tersebut.
7. Sikap Berlebihan.
Para pengikut tidak akan menghormati seorang pemimpin yang sikapnya berlebihan (Over Reacting). Terlebih lagi, berbagi bentuk sikap berlebihan bisa menghancurkan daya tahan dan vitalitas orang-orang yang mengikutinya. Hubungan Komunikasi yang Fleksibel dengan para pengikut menjadikan Kondusivitas Kepemimpinan Anda.
8. Ketidakpastian dan Ragu-ragu.
Para pemimpin yang tidak setia kepada kelompok dan teman sejawat mereka baik yang kedudukannya di atas atau di bawah tidak akan bisa mempertahan lagi kepemimpinannya. Ketidakpastian menjadikan seseorang lebih rendah daripada debu tanah dan akan dipandang hina. Kurangnya kesetiaan adalah salah satu sebab utama kegagalan dalam berbagai segi kehidupan. Sebagai Pemimpin Kelompok Anda wajib menunjukkan Sikap Tegas dan Setia dalam Kepemimpinan. Setia kepada Pengikut dan setia kepada Pemimpin diatas Anda adalah bentuk Hubungan Kemanusiaan.
9. Sikap menekan “otoritas” sebagai pemimpin.
Para pemimpin yang efisien biasanya memimpin dengan memberikan semangat dan tidak mencoba menanamkan ketakutan di hati para pengikutnya. Para pemimpin yang mencoba menunjukkan “otoritas”nya kepada para pengikut termasuk ke dalam ketegori pemimpin melalui paksaan. Para pemimpin sejati tidak perlu menunjukkan fakta itu selain dengan perilaku, simpati, pengertian, keadilan, dan menunjukkan pengetahuan mereka terhadap pekerjaan. Konseptual Berpikir bukan berarti Pemaksaan Cara Berpikir, karena setiap Pengikut Anda memiliki Cara Berbeda mengartikan Pikiran Anda.
ikhtisar.com
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan Mesej