Whatsap Saya

Jawatan Kosong Kerajaan & Swasta Terkini 2020

koleksi kitab

Thursday, December 19, 2019

STRATEGI kuffaar merosakkan pemikiran umat islam

1)). Tahukah tuan tuan ..... Jika ingin meredam dan menghancurkan suatu ajaran / agama, maka  STRATEGI, hantam dan buruk-burukkan para penyerunya, para ulama, para pengajar dan ketua ketua agama......

Ingat tak tuan tuan, yg DAP sedikit masa lalu melekeh lekehkan syura Ulama dalam PAS ?

Tak perlu ada Ulama dan perhimpunan ulama, kata mereka ....tapi sedih ada segelintir Ummat bersetuju denggan kuffar yg anti Islam ini !

Itu namanya “pembunuhan karakter”, sebagaimana dahulu kaum kafirin musyrikin menggelari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam sebagai “penyihir dusta” [QS Shad/38: 4] atau “Penyair gila” [QS ash-Shaffat/ 37: 36] atau dukun [QS ath-Thur/ 52: 29. Berhasil??. Tentu tidak, karena Allah ta’ala telah menjaganya.

وَ عَجِبُوا أَن جَآء مِنْهُمْ وَ قَالَ اْلكَافِرُونَ هَذَا سَاحِرٌ كَذَّابٌ
Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (Rosul) dari kalangan mereka. Dan orang-orang kafir berkata, “Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta”. [QS Shadd/ 38: 4].

وَ يَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوا ءَالِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَّجْنُونٍ

Dan mereka berkata, “Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami hanya karena seorang penyair gila?”. [QS ash-Shaffat/ 37: 36].
Berkata asy-Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iriy hafizhohullah, “Terdapat penjelasan apa yang diperbuat oleh kaum musyrikin kepada Rosulullah berupa tuduhan-tuduhan batil dan juga terdapat bantahan Allah ta’ala atasnya”. [1]

Ayat-ayat di atas menjelaskan akan sikap dan reaksi orang-orang kafir terhadap para penyeru kepada Allah ta’ala dari para Rosul Sholatullah wa salamuhu alaihim dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan sikap penolakan akan dakwah tersebut. Di antara bentuk penolakan mereka adalah dengan menjuluki Beliau dengan tuduhan-tuduhan palsu yaitu penyihir yang banyak berdusta, penyair gila atau dukun.
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata, “Orang-orang zhalim dan musyrik telah menjuluki Nabi dan para sahabatnya dengan julukan yang jelek dan mengejeknya. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam telah dituduh penyihir, gila, dukun, pendusta dan lain-lain”. [2]

فَذَكِّرْ فَمَآ أَنتَ بِنَعْمَتِ رَبِّكَ بِكَاهِنٍ وَّ لَا مَجْنُونٍ أَمْ يَقُولُونَ شَاعِرٌ نَّتَرَبَّصُ بِهِ رَيْبَ اْلمـَنُونِ قُلْ تَرَبَّصُوا فَإِنِّى مَعَكُمْ مِّنَ اْلمـُتَرَبِّصِينَ
Maka tetaplah memberi peringatan, dan kamu disebabkan nikmat Rabbmu bukanlah seorang dukun dan bukan pula seorang gila. Bahkan mereka mengatakan, “Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya”. Katakanlah, “Tunggulah, maka Sesungguhnya akupun termasuk orang yang menunggu (pula) bersama kamu”. [QS ath-Thur/ 52: 29-31].

إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ وَ مَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ قَلِيلًا مَّا تُؤْمِنُونَ وَ لاَ بِقَوْلِ كَاهِنٍ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ تَنزِيلٌ مِّن رَّبِّ اْلعَالَمِينَ
Sesungguhnya alqur’an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) rosul yang mulia. Dan alqur’an itu bukanlah perkataan seorang penyair, sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula perkataan dukun, sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Rabb semesta alam. [QS al-Haqqah/ 69: 40-43].

2)). Dan para pengikut Nabi-pun digelari sebagai “Orang-orang rendahan lagi hina” atau “pikirannya badui/ kampungan”. [QS Hud/ 11:27 dan QS asy-Syu’ara/ 26: 111].
فَقَالَ اْلمـَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلَّا بَشَرًا مِّثْلَنَا وَ مَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلَّا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَ مَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِن فَضْلٍ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ

Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya, “Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami. Dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja. Dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta”. [QS Hud/ 11: 27].

Barkata asy-Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iriy hafizhohullah, “Orang-orang yang sombong itu suka merendahkan orang-orang yang berada dibawah mereka. Di dalam sebuah hadits disebutkan, “Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain”. [3]

قَالُوا أَنُؤْمِنُ لَكَ وَ اتَّبَعَكَ اْلأَرْذَلُونَ
Mereka berkata, “Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?”. [QS asy-Syu’ara/ 26: 111].

Ayat-ayat di atas dan semisalnya dengan jelas menerangkan sikap kaum kafirin terhadap para pengikut Rosul dengan bentuk merendahkan, menghina dan memperolok-olok mereka dengan berbagai cara. Di antaranya dengan menyebutkan mereka sebagai kalangan yang hina dan laksana orang badui yang lekas percaya dengan penjelasan Rosul mereka, tanpa bantahan dan sanggahan sedikitpun.

Begitupun kaum kafirin dari kalangan munafikin, gemar menghina dan mengejek kaum mukminin yang berada di atas manhaj Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Sebab mereka selalu melihat sisi negatif kaum mukminin bukan dari pada sisi positifnya. Ketika ada dari kalangan mukminin yang bersedekah dengan jumlah yang cukup banyak mereka mencelanya dengan sebutan ‘ia pamer’ namun ketika ada dari kalangan mukminin yang bersedekah dengan jumlah yang sedikit mereka mencelanya dengan panggilan ‘ia kikir’. Mereka hanya berkomentar tetapi tidak pernah berbuat kebaikan.

اَلَّذِينَ يَلْمِزُونَ اْلمـُطَّوِّعِينَ مِنَ اْلمـُؤْمِنِينَ فِى الصَّدَقَاتِ وَ الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللهُ مِنْهُمْ وَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan penuh kerelaan dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya. Maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka adzab yang pedih. [QS al-Baro’ah/ 9: 79].

Pun demikian jika mereka membaca buku para ulama salafush shalih, mereka tidak mencari kebenaran di dalamnya namun pembenaran terhadap apa yang mereka yakini. Jika di dalam buku tersebut sesuai dengan keyakinan mereka, maka merekapun berteriak-teriak dengan bangga bahwa keyakinan mereka itu tidak salah dan sesat. Namun jika keyakinan mereka itu tidak sejalan dan sesuai dengan yang ada di dalam buku tersebut maka mereka bersegera menyalah-nyalahkan buku dan penyusunnya tersebut. Lalu mereka mencaci, mencela, mengutuk, menyesatkan penyusun buku itu tanpa merasa malu sedikitpun seolah-olah mereka lebih pandai dan berilmu darinya.

وَ كَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوَّا شَيَاطِينَ اْلإِنْسِ وَ اْلجِنِّ يُوحِى بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضِ زُخْرُفَ اْلقَوْلِ غُرُورًا وَ لَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَ مَا يَفْتَرُونَ وَ لِتَصْغَى إِلَيْهِ أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالأَخِرَةِ وَ لِيَرْضَوْهُ وَ لِيَقْتَرِفُوا مَا هُمْ مُّقْتَرِفُونَ

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin. Sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Rabbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya. Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (setan) kerjakan. [QS al-An’am/ 6: 112-113].
وَ إِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَؤُلَاءِ لَضَآلُّونَ

Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan, “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat”. [QS al-Muthaffifin/ 83: 32].
لَقَدْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِى إِسْرَائِيلَ وَ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمْ رُسُلًا كُلَّمَا جَآءَهُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَى أَنفُسُهُمْ فَرِيقًا كَذَّبُوا وَ فَرِيقًا يَقْتُلُونَ

Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rosul-rosul. Namun setiap datang seorang Rosul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rosul-rosul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh. [QS al-Maidah/ 5: 70].

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan Mesej