Whatsap Saya

Jawatan Kosong Kerajaan & Swasta Terkini 2020

koleksi kitab

Friday, November 27, 2015

Allâh memerintahkan orang-orang yang beriman agar mengembalikan apa yang mereka perselisihkan kepada kepada Allâh dan Rasul-Nya

Allâh Azza wa Jalla berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allâh dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri (ulama dan umaro’) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allâh (al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allâh dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [An-Nisa’/4: 59]
Allâh memerintahkan orang-orang yang beriman agar mengembalikan apa yang mereka perselisihkan kepada kepada Allâh dan Rasul-Nya, jika mereka orang-orang yang beriman. Dan Allâh Azza wa Jalla memberitakan kepada mereka bahwa itu lebih utama bagi mereka di dunia ini, dan lebih baik akibatnya di akhirnya. Ini memuat beberapa perkara, diantaranya :
• Bahwa orang-orang yang beriman terkadang berselisih pada sebagian hukum, dan mereka tidak keluar dari keimanan dengan sebab (perselisihan) itu, jika mereka mengembalikan apa yang mereka perselisihkan kepada Allâh dan Rasul-Nya, sebagaimana Allâh syaratkan terhadap mereka. Dan tidak ada diragukan lagi bahwa ketetapan yang digantungkan dengan suatu syarat, maka ketetapan itu akan hilang dengan sebab ketiadaan syarat tersebut.
• Bahwa firman Allâh “Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu”, meliputi seluruh yang diperselisihkan oleh orang-orang yang beriman dari masalah-masalah agama, yang kecil dan yang besar, yang terang, dan yang samar.
• Manusia telah sepakat bahwa mengembalikan kepada Allâh adalah mengembalikan kepada kitab-Nya, mengembalikan kepada Rasul-Nya adalah mengembalikan kepada diri beliau di saat hidup beliau, dan kepada Sunnahnya setelah beliau wafat.
• Allâh Azza wa Jalla menetap bahwa “mengembalikan apa yang mereka perselisihkan kepada kepada Allâh dan Rasul-Nya” termasuk kewajiban dan konsekuansi iman. Oleh kerananya, jika itu tidak ada, makan imanpun hilang.
SIKAP SEBAHAGIAN UMAT ISLAM
Ketika umat Islam berpecah belah menjadi banyak golongan, dan masing-masing golongan membanggakan apa yang ada padanya, banyak di antara mereka susah diajak bersatu di atas kebenaran. Sebagian mereka bahkan ketika diajak untuk kembali kepada kebenaran, mengikuti al-Qur’ân dan as-Sunnah, mereka membacakan ayat, “Lana a’maaluna walakum a’maalukum (bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu)”. Seolah-olah mereka telah mengikuti al-Qur’ân dengan sikapnya tersebut. Alangkah aneh sikap mereka itu, menyelisihi al-Qur’ân dengan dalil ayat al-Qur’ân. Tentu dengan pemahaman yang bertentangan dengan maksud al-Qur’ân.
PERKATAAN ITU UNTUK ORANG-ORANG KUFFAR !
Jika kita memperhatikan al-Qur’ân, maka sesungguhnya ayat yang berbunyi “Lana a’maaluna walakum a’maalukum (bagi kami amalan kami, dan bagi kamu amalan kamu)” tidak boleh ditujukan kepada orang Muslim yang mengajak bersatu di atas kebenaran.
Sesungguhnya kalimat tersebut terdapat di tiga tempat di dalam al-Qur’ân, dan semuanya diucapkan oleh orang-orang yang beriman kepada orang-orang kafir. Dan maksud kalimat itu adalah bara’ (berlepas diri) dari orang-orang kafir dan perbuatan mereka.

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan Mesej