Whatsap Saya

Jawatan Kosong Kerajaan & Swasta Terkini 2020

koleksi kitab

Thursday, November 6, 2014

BOLEHKAH MENUNTUT ILMU DARI "PAKCIK GOOGLE” ?

 BOLEHKAH MENUNTUT ILMU DARI "PAKCIK GOOGLE” ?

1. Belajar adalah hal yang merupakankewajiban bagi seluruh orang islam,
sesuai sabda nabi:
Artinya: Rosululloh SAW. bersabda:“Mencari ilmu adalah suatu keharusan
bagi setiap muslim”.

Imam Al Munawi dalam Faidlul Qodir memberikan penjelasan hadist ini
sebagai berikut:

Artinya: (Mencari ilmu adalah suatukeharusan bagi setiap muslim)Telah
aku jelaskan Qoul-qoul dan pertentangan pendapat tentang Ilmu
yang di haruskan (mempelajarinya) sekitar 50 qoul, dan setiap golongan berpegang pada dasar-dasar sesuai keilmuan, satu sama lainnya saling
bertentangan.

- Namun pendapat yang paling Indah, adalah dari Imam Al Qodli: “Setiap ilmu
yang harus di pelajari (tidak ada keleluasaan untuk tidak mempelajarinya) seperti mengetahui pencipta, kenabian Rosul-Nya, tata cara sholat dan lainnya, karena
mempelajarinya adalah kewajiban bagi setiap orang”.

- Imam Ghozali dalam kitab Ikhya’ berkata: “Yang di kehendaki (dengan Ilmu yang di haruskan mempelajarinya) adalah mengetahui (ma’rifat/Wushul) Alloh dan sifat-Nya, dimana dengan ilmu tersebut muncul pengetahuan yang bersumber dari
hati, dan hal itu tidak akan berhasil dari Ilmu Kalam (Tauhid/teologi), bahkan
ilmu kalam bisa menjadi penghalang dan penyegah mengetahui Alloh.
Ma’rifat kepada Alloh hanya bisa berhasil dengan mujahadah (bersungguh-sungguh beribadah kepada Alloh), bersungguh-sungguhlah maka engkau akan
menemukan ma’rifat kepada Alloh!”. Kemudian Imam Ghozali membeberkan keterangan tentang sesuatu yang bisa melapangkan dada dan menerangi
hati.

- Pada waktu Imam Nawawi di tanya (tentang status) Hadist ini, beliau berkata: “(hadist ini) adalah hadist dloif (lemah dipandang dari periwayat), walaupun Shohih dalam segi makna (maknanya benar). Imam Mushonnif (pengarang kitab Jamiussoghir: Imam Suyuthi) berkata: “Aku mengumpulkan hadist ini (melalui) 50 periwayat dan aku menghukumi (hadist ini) dengan Shohih Li Ghoirihi (Shohih dengan memandang periwayatan hadist lain) dan aku tidak menghukumi shohih
suatu hadist yang belum aku shohihkan selain hadist diatas”.

2. Beliau Nabi SAW. menekankan belajar, walaupun sulitnyapemahaman, jarak dan waktu,

Artinya: Rosululloh SAW. bersabda: “Carilah ilmu walaupun sampai ke negeri China, karena sesungguhnya Mencari ilmu adalah suatu keharusan bagi setiap muslim”. Catatan: Hadist ini Masyhur namun dloif, sedangkan penggunaan hadits
dhaifuntuk fadhoilul a’mal (keutamaan beramal) adalah boleh

3. Sedangkan ulama, guru ataupun ustadz sepeti hadist diatas ibid adalah
merupakan pewaris para nabi yang menjadi pemegang tongkat estafet perjuangan agama islam, sehingga pelajar tidak akan mampu mempelajari ilmu agama dengan benar tanpa melalui ulama, bahkan apabila belajar ilmu Thariqot dan Haqiqot, beliau Imam Abu Yazid Al Basthomi memperingatkan pelajar yang
mempelajarinya tanpa guru sebagai berikut:

Artinya: Sebagian dari perkataan Imam Abu Yazid -semoga Alloh menbersihkan rahasianya- “Barangsiapa yang tidak mempunyai guru, maka gurunya adalah Setan”. Imam Sayid Alawi bin As Saqof dalam kitab Sab’atul kutub menjelaskannya
sebagai berikut:
Artinya: Fasal menjelaskan orang yang bisa/pantas menjadi guru. ketahuilah! -
semoga Alloh memberi pertolongan ridlo-Nya kepada kita- sesungguhnya
wajib bagi murid Thoriqot apabila ingin kembali, taubat dan bangun dari tidur “lupanya” untuk mencari Syaikh (Mursyid/guru) di zamannya yang suluknya (metodenya) terdidik sebagi lelaki sempurna secara syariat dan hakikat, sesuai Al Qur’an, Al Hadist dan mengikuti Ulama. Sampai…. Maka guru yang wushul (sampai derajad ma’rifat Alloh) sebagai perantara murid pada Alloh, dan menjadi sari pati yang bisa menghantar ma’rifat Alloh. Maka orang yang tidak mempunyai guru yang mampu menjadi petunjuk baginya, maka pembimbingnya adalah setan, dan dari ini diketahui sesungguhnya tidak boleh mengambil janji (membaiat) pada para murid dan membimbing kecuali setelah memberi pendidikan (Ilmu Syariat). Mayoritas ulama, seperti keterangan Imam Nawawi dalam kitab majmu’ berkata:

Artinya: Imam Ibnu Sirin, Imam Malik dan Para ulama salaf benar-benar berkata: “Ilmu ini adalah agama, maka lihatlah (telitilah) dari siapa kalian mengambil (belajar tentang) agama kalian”, sampai… Para ulama berkata: “Janganlah kalian mengambil (belajar) ilmu dari orang yang belajar dari kitab tanpa membaca pada para Syaikh atau syaikh yang pintar, maka barangsiapa yang mempelajari ilmu hanya lewat buku akan mengalami kesalahan pemahaman, banyak membuat kekeliruan dan akan membelokkan pengertian. 4. Dengan sendirinya ulama mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan perantara ilmu, seperti ungkapan dalam kaidah fiqh:

Artinya: “perantara mempunyai hukum sama seperti tujuan”, yakni cara menghormati murid/pelajar kepada Masyayikh ataupun ustadz yang merupakan perantara untuk mendapatkan ilmu agama yang agung, seperti ungkapan Imam Ghozali:

Artinya: Rosululloh SAW. bersabda: “Sesungguhnya Aku laksana orang tua bagi anaknya”, yang mempunyai tujuan menyelamatkan dari api neraka, dan ini lebih penting daripada para orang tua yang menyelamatkan anaknya dari api dunia (ekonomi), dan dari situ hak pengajar ilmu agama lebih agung daripada kedua orang tua, karena orang tua sebagai sebab keberadaan anak di dunia fana, sedangkan Ilmu sebab mendapatkan kehidupan kekal (Akhirot), dan andai tidak ada pengajar, maka sesuatu yang timbul dari ayah (meneyelamatkan dari api dunia/ekonomi) akan menggiring pada kerusakan selamanya. Wallahu

a’lam bish-Shawab.

Semoga bermanfa’at.

Dari Ustaz Abu Nawas Al Majzub 

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan Mesej